Rabu, 03 Januari 2018

jejak pena



PORTOFOLIO ONLINE
Jurnalisme dakwah adalah salah satu mata kuliah di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Adapun pengertian jurnalisme dakwahnya itu sendiri terdiri dari dua kalimat. Yang pertama jurnalistik adalah ilmu yang meliputi kegiatan mulai dari peliputan berita, sampai pada hal penyebarannya pada khalayak. Dengan kata lain jurnalistik juga dipahami sebagai sebuah kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan dan penyampaiaan berita kepada masyarakat lewat saluran media tertentu Tujuan utama jurnalisme adaalah menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar mereka hidup bebas dan mengatur diri sendiri (Bill Kovach dan Tom Rosenstilel)
Sedangkan dakwah itu adalah Mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk, dan menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat munkar untuk mencapai kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat (menurut M. Munir, Syekh Ali Mahfud)
Prof. Dr. H. Syukriadi Sambas, M. Si., merumuskan salah satu metode dakwah konseptual yakni tabligh, yang direalisasika dalam jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Dalam jurusan ini, terdapat tiga ranah yang dikembangkan, yaitu ranah khithobah (public speaking), kitabah (writing) dan i’lam (broadcasting). Maka kegiatan Jurnalisme Dakwah merupakan bagian dari kegiatan  dalam ranah kitabah (penulisan) dan i`lam (broadcasting).
Urgensi jurnalisme dakwah bagi masa depan saya sendiri itu menjadi modal awal untuk melaangkah  serta focus di jurusan yang sedang dijalani. Dengan jurnalisme dakwah ini saya bisa menjadi mengetahui dasar-dasar dari tiga ranah yang dikembangkan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Selain itu dengan adanya jurnalisme dakwah ini bisa mengontrol diri untuk menghadapi kehidupan dewasa ini yang penuh dengan kecanggihan teknologi yang selalu membuat banyak orang terlena dengannya.
Adapun materi yang dibahas dalam mata kuliah Jurnalisme Dakwah di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,(KPI) Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung adalah tentang bagaimana cara menjadi seorang jurnalis yang senantiasa menjunjung tinggi akan nilai-nilai islam dalam menyiarkan berita. Maata kuliah  ini diaplikasikan dalam kegiatan membaca, menghafal, menulis, dan menyampaikan. Membaca dan menghafal dalam hal ayat-ayat tentang pasal-pasal jurnalistik. Menulis mengirimkan opini sendiri ke berbagai media nasional yang ada di Indonesia, seperti Kompas, Republika, Seputar Indonesia, dan  Media Indonesia. Selain opini, mahasiswa juga untuk membuat berita yang berlatar dan bertema seputar masjid. Setiap mahasiswa memegang satu masjid yang akan menjadi objek penulisannya. Serta mahasiswa juga diajak untuk menulis cerita pendek dan feature. Selain dalam penulisan, mahasiswa juga belajar tentang menyampaikan pesan dakwah dengan cara membuat video dakwah.  Video ini menjadi media ekspresi mahasiswa dalam praktek untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang ingin mereka sampaikan.
Sedangkan karya saya sendiri yang pernah dibuat adalah sebagai berikut:
1.       Opini
1
Tanggal
26 September 2017
Media
Kompas
Dakwahpos.com (http://www.dakwahpos.com/2017/10/lestarikan-dosen-favorit-mahasiswa.html)
http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/mahasiswa-produktif.html
Judul
Lestarikan Dosen Favorit
2
Tanggal
3 Oktober 2017
Media
Republika (di muat)
http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/mahasiswa-produktif_3.html
Judul
Niata yang Lurus
3
Tanggal
9 Oktober 20171
Media
Seputar Indonesia
http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html
Judul
Taman Bacaan Masyarakat Kurang Publishing
4
Tanggal
16 Oktober 2017
Media
Media Indonesia
http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/mahasiswa-produktif_42.html
Judul
Memproduksi Bahan Mudah Didaur Ulang



5
Tanggal
9 November 2017
Media
Media Indonesia
http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/mahasiswa-produktif_58.html
Judul
Baiknya Kembali ke Kita
6
Tanggal
28 November 2017
Media
Kompas
http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/mahasiswa-produktif_34.html
Judul
Kakak Perempuan
7
Tanggal
16 Desember 2017
Media
Kompas
http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/mahasiswa-produktif_74.html
Judul
Menjaga Rahasia (aib) Keluarga
8
Tanggal
16 Desember 2017
Media
Republika (dimuat)
http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/mahasiswa-produktif_81.html
Judul
Membuka Hati dan Pikiran

2.       Berita
Adapun berita yang saya pernah buat itu diantaranya berjudul:
a.       Butuhkan Penggerak Di Masjid Istiqomah. Berita ini di post di blog (http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_3.html) dan dakwahpos.com (http://www.dakwahpos.com/2017/10/masjid-istiqomah-butuhkan-penggerak.html)
b.      Ustadz Doni: Lagi-lagi Ini Politisi. Berita ini dipost dalam blog dengan link http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/maha.html
3.       Feature
Feature yang saya buat itu tentang sebuah kegiatan kunjungan ke sebuah penerbit yang sayapnya sudah terbentang lebar di nasional yakni Publishing House Mizan. Karya ini pun di post di blog (http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html)
4.       Cerpen
Saya telah membuat cerpen yang berjudul “Masjid Walet” yang dipost ke blog http://ucuasri60jurdak.blogspot.co.id/2018/01/masjid-walet-oleh-asriyatussyaniah.html
Serta di bukukaan dengan judul “Ukiran Tinta Pencari Karya”
5.       Video
a.        Berjudul “JUBAH TUHAN” yang di upload di Instagram (https://www.instagram.com/p/BdeO5gdAln-/?taken-by=ucuasri60) dan di youtube (https://www.youtube.com/watch?v=jrcyD9kwcpw)
b.      Ceramah Ustadzah Epon di Masjid Istiqomah PC. PERSIS Cibiru pada tanggal 19 November 2017 dengan judul “3 Hal yang Mengantarkan Jenazah” yang di upload di Instagram (https://www.instagram.com/p/Bc7Q5SGAoj2/?taken-by=ucuasri60) dan youtube (https://www.youtube.com/watch?v=SbsXGOKIX7k)


mahasiswa produktif



Memproduksi Bahan yang Mudah Didaur Ulang
Oleh: Asriyatus Syaniah
Sampah merupakan salah satu permasalahan terbesar di negara ini. Di sungai, di jalan, bahkan di dalam rumah kita pun bisa kita temui sampah. Buang sampah sembarang itu sudah bukan menjadi fenomena yang langka. Melainkan sebuah fenomena yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat Indonesia khususnya. Sekali pun mereka berada ditempat yang disakralkan.
Di jalan raya itu salah satu tempat yang paling banyak kita temui sampah. Padahal jalan raya itu salah satu tempat yang bahaya jiga banyak sampah apa lagi sampahnya berserakan. Karena hal itu bisa mengakibatkan berbagai keresahan, diantaranya keindahan alam sekitar terganggu dengan sampah yang berserakan, penyebab polusi dari bau busuknya sampah, bahkan bisa menjadi penyebab kecelakaan, itu lah keresahan yang paling ekstrim.
Buang sampah sembarangan ini sudah menjadi PR bagi  berbagai kalangan, mulai dari tingkat RT sampai pemerintahan. Berbagai cara telah dilakukan, namun fenomena buang sampah sembarangan ini masih sulit untuk dihindari. Mulai memasang spanduk-spanduk sampai teguran langsung dari pihak yang berwajib, namun hal-hal tersebut belum berdampak permanen.
Sampah yang paling sering kita temui diberbagai tempat terutama jalan raya itu berasal dari makanan. Baik itu sisa makanan atau bungkus makanannya.
Fenomena buang sampah sembarangan ini bisa diminimalisir dengan memproduksi bahan yang mudah didaur ulang. Entah itu bisa di gunakan kembali atau bahan yang bisa langsung dihilangkan materinya.
Dibeberapa negara, telah ada keresek atau plastik yang bisa dimakan, sehingga bisa mengurangi penggunaaan bahan plastik yang susah memuai dan mengurangi resiko buang sampah sembarangan. Nah darinya, bisa saja semua produksi terutama bungkus makanan, tidak hanya makan pokok nya saja yang bisa dimakan namun bungkusnya juga bisa makan.
Selain itu, memproduksi bahan yang bisa dihilangkan secara mudah. Misalkan, tisu yang bisa dibakar namun tidak menyisakan debu. Adapun untuk bahan yang besar seperti kardus-kardus bekas perabot dapur, bisa diproduksi dari bahan-bahan yang tidak akan menyebabkan polusi  ketika dibakar.
Dan yang paling utama dalam semuanya itu adalah kerjasama dari semua pihak untuk senantiasa ingin menjaga kelestarian alam dengan tidak membuang sampah sembarangan dimana pun berada dan kapan pun berada. Sebagaimana peribahasa mengatakan berat sama dipikul ringan sama dijinjing.

Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung